Kedudukan Etnomatematika




Halo teman-teman.

Kali ini saya akan membahas mengenai kedudukan Etnomatematika. Pada perkuliahan Hari Kamis, 6 Februari 2020, Prof. Dr. Marsigit, MA. menjelaskan mengenai bagaimana kedudukan Etnomatematika.

Mulanya Beliau menggambar sebuag garis panjang yang membagi kedua papan secara horizontal. Kemudian Beliau menggolongkan awal menjadi dua bagian yaitu bagian atas dan bawah. Pada bagian atas berisi hal-hal seperti langit, takdir, akhirat, tetap, absolut, ideal, konsisten, aksioma, deduksi, aturan/rumus, abstrak, logika, rasio, a priori, ilmu, tunggal/mono, rasio, identitas, teori, aksiomatil, matematika murni, formal, matematika formal, A=A, 1=1, S1, S2, S3, proposal, RME, beautiful, long/medium term activity, student center, dan pemerintahan. Pada bagian atas ini didukung oleh beberapa ilmuan diantaranya Plato, Hilbert, dan Hermenides. Pada bagian bawah berisi hal-hal seperti bumi/bayangan, realita, dunia, berubah, tidak konsisten, realita, ikhtiar, contoh, kongkrit, induksi, pengalaman, aktivitas, empiris, relatif, kontradiksi, plural, a posteriori, matematika sekolah, A tidak sama dengan A, 1 tidak sama dengan 1, SD, SMP, variabel. dimensi 2, dimensi 3, bloody hell, konteks, budaya, artefak, humanistik, inovatif, dan kreatif,. Pada bagian bawah ini didukung oleh beberapa ilmuan diantaranya adalah Aristoteles dan Heraclitos. Dari dua batasna atas dan bawah tersebut ada suatu hal yang derajadnya paling tinggi yaitu Kuasa Tuhan.

A priori adalah mengerti sebelum melihat, mengerti sebelum melaksanakan, mengerti sebelum mendengar, dan merasakan sebelum melakukan. Contohnya adalah sholat, kita tahu atau yakin bahwa sholat adalah hal yang baik. Kita tahu manfaat sholat bahkan selemu kita melaksanakannya karena sholat adalah sebuat ketentuan hukum dari Tuhan. Contoh lain dari a priori adalah saat kita ditanya "Apa Ibukota Negara Inggris?" maka kita akan menjawab "London" padahal mungkin kita bekum pernak kesana.

A posteriori artinya kita mengetahui sesuatu setelah melihat, contohnya adalah semua pemahaman pada anak kecil. Selain itu contoh lainnya adalah saat Beliau bertanya "Mengapa kamu bisa di sini?" jawaban beliau adalah kita disini sebagai bayangan dari restu orang tua, bayangan sari SK retor, bayangn dari membayar SPP, dan bayangan dari pernikahan Bapak dan Ibu.

Dalam matematika yang disisipkan dengan konteks budaya maka itulah yang disebut Etnomatematika, maka itulah kedudukan dari Etnomatematika. Hal ini dikenal dengan Realistic Mathematics Education atau RME dengan pendekatan symbolic, iconic, dan pendekatan Bruner. Jadi kedudukan Etnomatematika adalah sebagai sesuatu dengan inovasi, kreasi, humanistik, berpusat pada siswa, dab berorientasi terhadap proses.

Nah teman-teman, itulah sedikit penjabaran mengenai bagaimana kedudukan Etnomatematika yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Marsigit, MA. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skema Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika

Refleksi Video Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika #1 | Penerapan Materi Perbandingan Senilai dan Perbandingan Berbalik Nilai dalam Kesenian Burok Asal Brebes, Jawa Tengah | Oleh Dewi Intan

Tugas Akhir Pengganti UAS Mata Kuliah Etnomatematika